Mengenal Perusahaan Go Public menggunakan model SPAC (Special Purpose Acquisition Company)

Apa itu SPAC ? SPAC singkatan
dari Special Purpose Acquisition Vehicle

Bisa diartikan bahwa SPAC ini
adalah perusahaan publik yang khusus dibuat untuk keperluan akuisisi. SPAC
mempunyai proses IPO seperti biasa , perusahaan tersebut tercatat di pasar
modal tapi belum mempunyai kegiatan operasional bisnis , perusahaan tersebut di
buat seperti semacam “wadah kosong” yang akan diisi perusahaan yang akan
diakuisisi. Dan tentunya model SPAC ini sedang “happening” di pasar USA
(Amerika Serikat)/ Nasdaq.

Sekarang pertanyaannya , setelah
perusahaan (SPAC) tersebut melakukan akuisisi (merger telah terjadi) maka apa
yang terjadi dengan perusahaan (SPAC) tersebut ? SPAC akan melebur menjadi
perusahaan yang diakuisisi dan tetap tercatat sebagai entitas di pasar modal
tersebut.

Baru-baru ini kita mungkin sering
mendengar (issue) perusahaan Unicorn Indonesia Gojek-Tokopedia (GoTo) berencana
ingin IPO menggunakan model SPAC , bukan untuk mendahului, saya ingin sedikit
memberikan gambaran umum dengan model tersebut :

Saya akan mengambil contoh :

A : Perusahaan SPAC (sudah listing /go public) umumnya di Nasdaq

B : Perusahaan GoTo

A sudah mempunyai “wadah kosong” yang berisi investor-investor
pemilik dana , lalu saat B berniat
untuk IPO (Go Public) , maka A sudah
lebih siap untuk membeli dan melebur menjadi bagian A tersebut.

Kelebihan

Lalu apa kelebihan dari IPO model
SPAC ini ? tentu saja dari sisi waktu lebih cepat dan dan lebih murah karena
sudah ready semua pendanaannya dibanding dengan IPO konvensional.

Kekurangan

Setiap bisnis model pasti ada kekurangan,
kekurangan nya adalah resiko investor kehilangan dananya karena proses akuisisi
belum terjadi. Contohnya : saya menyodorkan kantong plastik ke teman-teman saya
lagi nongkrong , ayo urunan duit masukkin ke plastik , tapi duitnya kita gak
tau dibuat apa, jadi temen-temen saya hanya percaya ke saya yang ngumpulin duit
itu. Hehehe

Dan tentu saja model SPAC seperti
ini , saya tidak tau dapatkah bisa diterapkan di Bursa Efek Indonesia/ Pasar
Modal Indonesia. Karena model ini dibangun benar-benar harus mempunyai
tingkatan trust yang sangat tinggi diantara sesama investor.

Semoga Dunia Pasar Modal
Indonesia semakin maju dan berkembang.

Salam

Tata
Agung Hidayat

Pengamat
dan Pengajar Sekolah Pasar Modal